Entri Populer

Friday 3 February 2012

Lanjutan Kejurnas


Kita berangkat menuju stasiun Kota Baru Malang dengan nyarter angkot, sedangkan yang lainnya di anterin naik motor, maklum pasti gak muat angkotnya hehehe. Setelah berdoa kita berangkat. See you again Malang city…  sampai di stasiun kota baru jam 2 siang, setelah masuk kita segera rebutan naik kereta biar dapat tempat duduk dan duduknya berdekatan. Setelah berlari-lari dan berdesakan akhirnya dapat gerbong yang masih kosong dan dapat tempat duduk juga. Setelah menaruh barang, ternyata 1 gerbong dengan mas siwi dan mas joko, juga dari cabang banyuwangi. Kita dan Jakarta terpisahkan oleh jalur rel saja.

Kereta api matramaja merupakan kereta ekonomi dari Malang tujuan Jakarta. Disebut kereta ekonomi karena hanya dengan tiket seharga Rp. 50.000,- kita sudah bisa sampai Jakarta. Pada tahun 2010 masih belum diberlakukan tiket online, jadi ketika sudah dapat tiket harus cepat-cepat mencari tempat duduk. Tapi di tahun 2012 sudah diberlakukan tiket online, jadi tempat duduk harus sesuai dengan no tempat duduk yang ada di tiket.
Tempat duduk di kereta api Matramaja ada yang buat 4 orang dan 6 orang yang saling berhadapan. Dan ada meja kecil yang menempel di deket jendela ( buat naruh sesuatu pasti g cukup y hehe). Untuk yang tempat duduk 4 orang ada di sebelah kiri, untuk yang 6 orang ada di sebelah kanan kereta. Keadaan tempat duduk cukup lumayan dari perkiraanq, tidak terlalu keras dan tidak terlalu empuk. Kaca jendela juga tidak ada yang pecah, dan semoga nanti tidak dilempari waktu perjalanan. Ventilasi cuma ada di atas jendela. Waktu kita berangkat keadaan kereta masih bersih dan masih tidak penuh sesak.
Kita berada di gerbong 3, duduk di barisan tengah kereta. Q duduk bersebelahan dengan Gita, depan ku Fivien sama Wawan,tapi wawan akhir tukeran sama Tari. Sebelah kanan q untuk 6 orang, di isi sama Fajar, Adit, Wawan, depan e Liya, temen e dari Jember. Bangku di depan ku ada Wawan, mas Yonk, Mas Andrei. Di tempat duduk belakamg q ada Agung dan Mega, depan e ada Mas Adin dan Rona. 2 bangku kebelakang ada mas Siwi dan Mas joko.
Yang masih kepikiran yakni ketika melihat rel kereta api yang lebarnya tidak sampai 2 meter kok bisa buat menampung tempat duduk, untuk 2 orang di kiri dan 3 orang di kanan, juga untuk jalan. Kalau di bayangin sepertinya tidak muat. Tapi ketika sudah didalam kereta ternyata muat juga. Mungkin pandangan yang luas mempengaruhi pemikiran ku hehe. Karena kereta Matramaja berangkat dari Malang, di gerbong masih tidak terlalu penuh sesak. Yang jualan juga tidak terlalu banyak.
Akhirnya kereta berangkat juga jam 15.00 wib. Goyangan pertama dari kereta Matramaja di mulai. Kereta mulai bergerak pelan dari stasiun kota baru. Masih berjalan pelan melewati kota Malang. Di kana dan kiri masih berjajar perumahan dan jalan raya. Sampai di stasiun kota lama juga akhir e, stasiun pertama yang kita lewati dalam waktu kurang lebih 15 menit hehehe.
Setelah melewati stasiun kota lama, kereta api mulai bergerak meninggalkan kota Malang. Sudah mulai nampak perswahan di kanan dan kiri kereta. Di sebelah kanan di kejahuan kelihatan jalan raya yang menghubungkan kota Malang menuju Blitar, masih di Pakisaji ternyata.
Masih sore anak-anak masih semangat, bercanda,foto-foto maklum baterainya masih full. Yang sudah pernah naik kereta pasti biasa, tapi yang baru pertama kali pasti penagalaman yang sangat mengesankan haha. Di stasiun Kepanjen pak Tik naik kereta, maklum rumahnya di kepanjen. Sedangkan q turun sebentar, temenq kerja di stasiun kepanjen soalnya. Eh di kasih oleh-oleh kue dan minuman. Awalnya takut nanti ditinggal ma kereta, tapi temenq bagian yang memberangkatkan kereta jadi q di suruh tenang saja g bakalan ketinggalan hahaha.


Perjalanan panjang pun di mulai. Waktu berangkat masih banyak yang ngobrol,bercanda dan sebagainya. Kelompok mas Adin dengan beralaskan Punching mereka asik main kartu. Entah apa namanya sampai ramai denger suara mereka triak-triak. Juga karena alasnya punching kayak kedengaran orang mukul punching pad. Kelompoknya Fajar kurang tahu ngobrol apa, suaranya g kedengaran, kalah ma suara kereta. Sekarang baru inget kenapa mas Yonk, Wawan UM, mas Andrei ngumpul jadi satu, soalnya yang merokok cuma mereka bertiga.
Ketika sampai di karangkates, pasti akan melewati sebuah terowongan yang membelah bukit. Satu-satunya terowongan yang ada dalam perjalanan menuju Jakarta. Tidak terlalu panjang tapi cukup untuk membuat suasana gelap sementara.
Di kereta ini kita pasti akan menyaksikan transformasi budaya. Dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta. Semuanya dapat dilihat dari perubahaan bahasa para penjual. Awal perjalanan yang dilihat suasana perkotaan, terus persawahan yang berjajar, perbukitan begitu terus silih berganti sampai akhirnya malam menjelang. Sumberpucung, Blitar, Kediri, Nganjuk akhirnya nyampai Madiun. Sampai madiun sekitar pukul 22.00 wib. Untuk makan malam beli nasi yang di jual oleh pedagang yang keliling di kereta api.
Ketika sudah sampai Madiun tidak ada yang bisa dilihat. Karena sudah gelap jadi tidak kelihatan lagi suasana di luar. Didalam kereta Alhamdulilah g mati lampu, jadi g gelap-gelapan. Di Madiun sudah mulai penuh kereta e, sudah banyak yang naik. Di Madiun mas Andre turun sebentar, nemuin Ibunya. Dapat oleh-oleh lagi kayak e haha.
Tapi setelah di madiun mulai banyak yang tidur, tapi g bisa nyenyak karena goyangan matramaja hahaha. Di tambah sudah mulai banyak penumpang yang naik. Sampai ada yang tidur di bawah kursi. Cuma dengan alas tikar seadanya tidur di bawah kursi, duduk di bawah juga ada, yang penting bisa sampai tujuan dengan selamat. Udaranya mulai panas, suasana mulai ramai.
Tidur sebentar kebangun gara-gara goyangan kereta, belum lagi berhenti lama nunggu kereta yang berlawanan arah, maklum kereta kelas ekonomi banyak ngalahnya .Apalagi lihat kereta bisnis, tempat duduknya satu-satu,ada AC, ada selimutnya, beda jauh, tapi tidak masalah yang penting sampai di Jakarta. Ketika sudah ngantuk banget, akhirnya bisa tidur juga, semoga bangun nanti sudah sampai di Jakarta zzzzzzzzzzzz
Bersambung...

No comments:

Post a Comment