Awan
hitam menggantung di ujung langit, bergerak perlahan menuju atas langit desaku.
Keadaan mulai gelap, di tambah dengan angin yang bergerak kencang melewati
depan rumah. Sesekali ada kilatan petir di kejahuan. Sebagian berharap jangan
hujan, sebagian lagi berharap hujan turun dengan derasnya. Hari masih sore,
tapi sinar matahari telah menghilang lebih cepat dari biasanya, terhalangi
gelapnya mendung di sore hari.
Dari
sebelah barat mulai terlihat pemandangan tetes-tetes air hujan yang menghujam
bumi, membasahi tanah yang agak basah, bekas hujan kemarin yang belum kering.
Tetes-tetes hujan turun dari atas, jatuh di daun-daun bambu, pohon basia,
rumput, sawah dan genting-genting rumah. Air hujan berjalan menuju timur, ke
arah rumah ku. Suara gerimis yang tadinya pelan terdengar semakin kencang.
Tetangga ku mulai merapikan jemuran, bulir-bulir padi yang di jemur, nasi yang
di jemur.
Dan
akhirnya hujan sampai juga di rumah ku, tidak berhenti dan tidak berbelok arah.
Membasahi semua yang ada di bumi, tanpa terkecuali. Ketika di dalam rumah ada
yang mengecek apakah ada yang bocor, mengecek semua jendela apakah sudah di
tutup, instalasi listrik dan sebagainnya. Setelah itu tidur kalau tidak
menyaksikan tiap butir-butir hujan yang turun, yang mulai membanjiri tanah.
Mungkin
sebagian besar orang melakukan hal itu, tapi sebagian kecil orang di luar sana
tersenyum, ada sesuatu hal yang membuat sebuah senyuman tersungging di wajanya.
Sambil tersenyum segera orang tersebut mengotak atik benda kotak, yang terhubung
dengan kabel panjang, kira-kira 2 meter yang menyambung di sebuah kayu, tidak
terlalu besar. Setelah mengecek barang tersebut, tak lupa untuk memastikan
bahwa listrik di alat tersebut masih besar dan cukup untuk menemani perjalanan
malam nanti.
Hujan
pun berhenti, tidak terlalu lama tapi cukup untuk membuat hawa jadi dingin,
juga membuat basah jalanan depan rumah. Sepertinya malam ini lebih baik di
rumah saja, lebih hangat di dalam rumah. Sebagian mungkin lebih baik memilih
begitu, tapi ada sebagian lagi yang memilih beda. Setelah malam menjemput, di
iringi dengan hawa dingin yang menusuk tulang sebagian orang sedang asik
menonton tivi di temani secangkir the hangat, tapi ada seorang dengan hanya
berbekal sebuah kotak, yang di dalamnya terdapat accu, yang terhubung dengan
headlamp seadanya asalkan bisa untuk menerangi jalan, juga terhubung dengan
kabel yang tersambung dengan tongkat yang sedang di pegang. Dengan memakai
jaket yang tidak terlalu tebal, celana jeans yang banyak lobang di sana sini,
dua orang tersebut berjalan melewati depan rumah di temani sebatang rokok yang
di hisap dalam-dalam, untuk mengatasi dinginnya malam. Iya kedua orang tersebut
berangkat untuk nyetrum.
Ketika
musim hujan, katak biasanya banyak sekali, apalagi waktu malam hari. Dengan
berbekal accu motor sudah cukup untuk persiapan berburu. Kalau siang hari
nyetrum untuk mencari belut, di malam hari nyetrum untuk mencari katak.
Kataknya tidak untuk di makan, tapi di jual di restoran cina, kalau tidak pasti
ada orang yang datang ke rumahnya untuk membeli katak, entah di buat makan apa
sebagai obat. Harganya lumayan untuk membuat dapur tetap ngebul.
Dengan
langkah yang mantap, di tengah kegelapan malam yang pekat, cahaya headlamp
berusaha mengusir gelapnya malam. Berjalan dengan hati-hati di antara pematang
sawah. Sawahnya masih belum di tanami, jadi tidak masalah jika mencari kataknya
sampai ke tengah-tengah sawah. Setelah menemukan tempat cocok, segera perburuan
di mulai. Di mulai dari pematang sawah, bergerak menyusuri petak-petak sawah.
Tongkat yang kiri di arahkan terlebih dulu, jika ada katak, tongkat yang kanan
di arahkan di sekitar katak, kataknya pasti pingsan dan langsung di ambil
dengan jaring yang di sambung di tongkat sebelah kanan.
Begitu
seterusnya, berjalan setapak demi setapak menyusuri pematang sawah, mengitari
petak-petak sawah. Seringkali ada ikan yang di dapat, belut juga tertangkap.
Perburuan berhenti ketika listrik dari accu sudah mulai habis, dilihat dari
cahaya headlamp yang sudah mulai meredup. Kaleng yang di bawa sudah cukup
penuh, senyum terlihat di antara gelapnya malam. Harapan bertambah, meskipun
cuma sesaat, di syukuri setiap nikmat dan karunia yang di beri oleh sang Maha
Kuasa.
Malang, 17 Februari 2012
cap jempol
Novan Rakhmad P
Alhamdullillaaah :D
ReplyDeleteini mas tah yang nyetrum??
bukan aq tun (azzaitun maksud e wkwkwkwkw)
ReplyDeletetetangga ku yang nyetrum, ada yang iseng-iseng ada juga yang emang cari tambahan dari nyetrum..