Entri Populer

Saturday, 18 February 2012

Berburu



Awan hitam menggantung di ujung langit, bergerak perlahan menuju atas langit desaku. Keadaan mulai gelap, di tambah dengan angin yang bergerak kencang melewati depan rumah. Sesekali ada kilatan petir di kejahuan. Sebagian berharap jangan hujan, sebagian lagi berharap hujan turun dengan derasnya. Hari masih sore, tapi sinar matahari telah menghilang lebih cepat dari biasanya, terhalangi gelapnya mendung di sore hari.
Dari sebelah barat mulai terlihat pemandangan tetes-tetes air hujan yang menghujam bumi, membasahi tanah yang agak basah, bekas hujan kemarin yang belum kering. Tetes-tetes hujan turun dari atas, jatuh di daun-daun bambu, pohon basia, rumput, sawah dan genting-genting rumah. Air hujan berjalan menuju timur, ke arah rumah ku. Suara gerimis yang tadinya pelan terdengar semakin kencang. Tetangga ku mulai merapikan jemuran, bulir-bulir padi yang di jemur, nasi yang di jemur.
Dan akhirnya hujan sampai juga di rumah ku, tidak berhenti dan tidak berbelok arah. Membasahi semua yang ada di bumi, tanpa terkecuali. Ketika di dalam rumah ada yang mengecek apakah ada yang bocor, mengecek semua jendela apakah sudah di tutup, instalasi listrik dan sebagainnya. Setelah itu tidur kalau tidak menyaksikan tiap butir-butir hujan yang turun, yang mulai membanjiri tanah.
Mungkin sebagian besar orang melakukan hal itu, tapi sebagian kecil orang di luar sana tersenyum, ada sesuatu hal yang membuat sebuah senyuman tersungging di wajanya. Sambil tersenyum segera orang tersebut mengotak atik benda kotak, yang terhubung dengan kabel panjang, kira-kira 2 meter yang menyambung di sebuah kayu, tidak terlalu besar. Setelah mengecek barang tersebut, tak lupa untuk memastikan bahwa listrik di alat tersebut masih besar dan cukup untuk menemani perjalanan malam nanti.
Hujan pun berhenti, tidak terlalu lama tapi cukup untuk membuat hawa jadi dingin, juga membuat basah jalanan depan rumah. Sepertinya malam ini lebih baik di rumah saja, lebih hangat di dalam rumah. Sebagian mungkin lebih baik memilih begitu, tapi ada sebagian lagi yang memilih beda. Setelah malam menjemput, di iringi dengan hawa dingin yang menusuk tulang sebagian orang sedang asik menonton tivi di temani secangkir the hangat, tapi ada seorang dengan hanya berbekal sebuah kotak, yang di dalamnya terdapat accu, yang terhubung dengan headlamp seadanya asalkan bisa untuk menerangi jalan, juga terhubung dengan kabel yang tersambung dengan tongkat yang sedang di pegang. Dengan memakai jaket yang tidak terlalu tebal, celana jeans yang banyak lobang di sana sini, dua orang tersebut berjalan melewati depan rumah di temani sebatang rokok yang di hisap dalam-dalam, untuk mengatasi dinginnya malam. Iya kedua orang tersebut berangkat untuk nyetrum.
Ketika musim hujan, katak biasanya banyak sekali, apalagi waktu malam hari. Dengan berbekal accu motor sudah cukup untuk persiapan berburu. Kalau siang hari nyetrum untuk mencari belut, di malam hari nyetrum untuk mencari katak. Kataknya tidak untuk di makan, tapi di jual di restoran cina, kalau tidak pasti ada orang yang datang ke rumahnya untuk membeli katak, entah di buat makan apa sebagai obat. Harganya lumayan untuk membuat dapur tetap ngebul.
Dengan langkah yang mantap, di tengah kegelapan malam yang pekat, cahaya headlamp berusaha mengusir gelapnya malam. Berjalan dengan hati-hati di antara pematang sawah. Sawahnya masih belum di tanami, jadi tidak masalah jika mencari kataknya sampai ke tengah-tengah sawah. Setelah menemukan tempat cocok, segera perburuan di mulai. Di mulai dari pematang sawah, bergerak menyusuri petak-petak sawah. Tongkat yang kiri di arahkan terlebih dulu, jika ada katak, tongkat yang kanan di arahkan di sekitar katak, kataknya pasti pingsan dan langsung di ambil dengan jaring yang di sambung di tongkat sebelah kanan.
Begitu seterusnya, berjalan setapak demi setapak menyusuri pematang sawah, mengitari petak-petak sawah. Seringkali ada ikan yang di dapat, belut juga tertangkap. Perburuan berhenti ketika listrik dari accu sudah mulai habis, dilihat dari cahaya headlamp yang sudah mulai meredup. Kaleng yang di bawa sudah cukup penuh, senyum terlihat di antara gelapnya malam. Harapan bertambah, meskipun cuma sesaat, di syukuri setiap nikmat dan karunia yang di beri oleh sang Maha Kuasa. 

Malang, 17 Februari 2012

cap jempol

Novan Rakhmad P

2 comments:

  1. Alhamdullillaaah :D
    ini mas tah yang nyetrum??

    ReplyDelete
  2. bukan aq tun (azzaitun maksud e wkwkwkwkw)
    tetangga ku yang nyetrum, ada yang iseng-iseng ada juga yang emang cari tambahan dari nyetrum..

    ReplyDelete