Entri Populer

Wednesday, 22 February 2012

Keputusan


Minggu lalu, Mahkamah Konstitusi mengabulkan uji materiil terhadap pasal 43 ayat 1 Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan.  Dalam pasal 43 ayat 1 di sebutkan bahwa “ Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya”. Yang mengajukan supaya di adakan uji materiil adalah Machica Mochtar. Machica mochtar mengajukan uji materiil karena anak laki-lakinya tidak bisa mencantumkan nama ayah biologis dalam akta kelahiran. Ayah yang di maksud adalah Almarhum Moerdiono, mantan Mensesneg di era presiden soeharto.
Hal tersebut terjadi karena anak yang di lahirkan tidak melalui perkawinan yang sah. Mereka melakukan nikah siri. Dari pernikahan siri tersebut melahirkan seorang anak. Akibat hukumnya, anak-anak yang lahir di luar perkawinan yang sah, cuma punya hubungan perdata dengan ibu kandung dan keluarga ibu kandungnya. Ayah biologis dari anak tersebut bisa saja meninggalkan kewajibannya terhadap anak tersebut, sesuai dengan pasal 43 ayat 1 tersebut. Akhirnya tanggal 17 Februari 2012, permohonan Machica Mochtar dikabulkan.
Sesuai dengan pasal 10 ayat 1, wewenang Mahkamah kostitusi antara lain menguji undang-undang terhadap UUD 1945. Jika ada pasal yang bertentangan dengan perundang-undangan yang setingkat di atasnya, pasal tidak , maka mahkamah konstitusi yang mempunyai wewenang untuk hal itu. Sri Sumantri berpendapat :” Hak menguji materiil adalah suatu wewenang untuk menyelidiki dan kemudian menilai, apakah suatu peraturan perundang-undangan isinya sesuai atau bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi derajatnya, serta apakah suatu kekuasaan tertentu (verordenende acht) berhak mengeluarkan suatu peraturan tertentu. Jadi hak menguji materiil ini berkenaan dengan isi dari suatu peraturan dalam hubungannya dengan peraturan yang lebih tinggi derajatnya”.
Kenapa undang-undang perlu di uji. Karena undang-undang sarat dengan kepentingan politik. Bisa juga undang-undang adalah produk politik. Padahal politik bukan merupakan produk hukum, dan politik juga bukan hukum. Tapi seringkai terjadi hukum di “tunggangi” dengan politik. Proses pembuatan undang-undang sendiri terjadi di “ruang-ruang politik elit” yang sekarang tempat duduknya semakin empuk, semakin nyaman untuk tidur. Karena terjadi di dalam ruang politik bisa saja muncul potensi undang-undang yang sarat muatan politik. Dampaknya dari kompromi politik dalam pembentukan adalah undang-undang yang berpotensi bertentangan dengan UUD yaitu melanggar hak-hak dasar warga negara yang telah dijamin dalam UUD. Padahal undang-undang mempunyai kekuatan mengikat yang memaksa. Dalam konteks ini, perlu adanya mekanisme perlindungan hak-hak konstitusional warga. Untuk itu perlu di adakannya uji materiil.
Akhirnya setelah permohonan Machica Mochtar di kabulkan, maka anak Machica Mochtar secara hukum merupakan anak sah dari Moerdiono. Sejak saat itu juga maka pasal 43 ayat 1 berbunyi  “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya." Dan sejak saat itu juga, semua anak yang di lahirkan di luar perkawinan yang sah mempunyai hubungan perdata dengan ayahnya kandungnya juga.
Dengan mengabulkan permohonan ini, MK tidak bermaksud untuk melegalkan perzinahan, perselingkuhan. Justru untuk melindungi anak-anak yang di lahirkan di luar pernikahan yang sah. Karena sering kali kejadian, seorang perempuan memggugurkan kandungannya karena pacarnya tidak mau bertanggung jawab. Laki-laki seenaknya saja berbuat sesuatu tapi tidak mau tanggung jawab, dengan mudah lepas dari tanggung jawab. Dengan perubahan pasal ini mungkin laki-laki akan sadar dan menghamili pacarnya kalau sudah akad nikah dan di catat di pencatatan sipil. Yang anak-anak terlanjur lahir bisa dapat  pengakuan dari ayah biologisnya bila telah di buktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi.


- UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
- UU No 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi
- http://indonesian.irib.ir/akhirnya MK Putuskan Anak di Luar Nikah Absah Berayah
- Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005 Bahan Bacaan Materi : Mekanisme Judicial Review


22 Februari 2012


Cap Jempol


 Novan Rakhmad P


Tuesday, 21 February 2012

Lanjutan Kejurnas 4


Matahari kembali terbit dari ufuk timur menghangatkan suasana di pagi hari. Sama seperti hari-hari biasanya, tapi terjadi hal yang luar biasa. Karena akhirnya kita sampai di final juga, setelah latihan begitu lama, menempuh perjalanan yang panjang, pertandingan yang melelahkan, menguras emosi, mental, fisik, akhirnya ada yang sampai final juga. Ya ini final, kalau tidak sekarang kapan lagi bung…..
Yang pertama tanding di final Agung, Mas Adin, baru setelah itu Wawan AE. Yang unik di partai final ini, pertandingan akan di siarkan ke giant screen. Sebelumnya akan ada MC yang akan memanggil kedua peserta dengan memanggil julukannya masing-masing, mirip pertandingan tinju. Sebelum partai final ada pertandingan kategori getaran terlebih dahulu baru partai final.
Tanda-tanda kemenangan sudah terlihat dari awal. Lawannya sejak pagi sibuk nurunin berat badan, waktu tanding pasti energinya dah terkuras banyak. Selain itu Agung belum di panggil tapi sudah ada di sudut pertandingan, beserta official. Tiba-tiba ada official dari tim laen, eh ternyata Agung belum main hahaha, sudah g sabar sepertinya. Saat dah mau tanding dan kedua pesilat jabat tangan, setelah di cek kukunya Agung panjang, harus di potong dulu. Memotong kuku di saat pertandingan sudah di mulai bisa merusak konsentrasi.
Tapi semua bisa terlewati, final kelas E putra pun di mulai. Sudah kelihatan di detik-detik pertama, lawannya Agung g banyak bergerak, entah menghemat tenaga apa tenaganya dah habis duluan. Instruksi mas Yonk agar Agung sering-sering melakukan jatuhan atau gamparan, karena lututnya pasti capek buat nurunin berat badan. Percobaan gamparan bawah yang pertama masih bisa di hindari. Saat mulai mendekat tiba-tiba Agung menggunakan guntingan dan berhasil menjatukan lawannya. Sontak para suporter berteriak-teriak, meramaikan suasana gelanggang. Di pertengahan babak pertama, ketika terjadi jual beli serangan, tendangan lawannya Agung bisa di tangkap dan berhasil di jatuhkan i. Langsung suporter berteriak-teriak lagi “ tak kenal lelah dukung mas Agung, juara 1 kelas E balik, hohooooo hohoooooo kita di sini AREMA!!!”
Babak kedua di mulai. Sepertinya instruksinya tetap sama. Waktu lawannya melakukan serangan, Agung cukup menghindar setengah langkah, menyapu kaki depan sambil mendorong badan lawan sampai jatuh. Poin 3 lagi untuk Agung. Menjelang babak kedua berakhir, ketika lawannya Agung menendang cukup di hindari terus badan lawannya di dorong, sehingga lawannya terjatuh lagi. Langsung saja suporter bersorak-sorak dan berteriak agar pertandingan dihentikkan karena kelihatan tidak seimbang. Babak ketiga di mulai. Melihat poin yang sudah di dapat di babak 1 dan 2, di babak ketiga Agung lebih main aman. Menunggu sambil muter gelanggang, meskipun begitu Agung malah dapat jatuhan, bukan hanya 1, 2 malahan. Bahkan wasit pun meminta pendapat juri apakah pertandingan di lanjutkan atau di hentikan saja. Tapi ternyata pertandingan tetap di lanjutkan. Serangan-serangan di babak terakhir tidak banyak, bahkan lawannya Agung tidak berusaha mengejar poin yang tertinggal. Babak ketiga berakhir, dan keputusan pemenang Agung yang jadi juara 1, Alhamdulilah.
Yang spesial di partai final di mulai dari pertandingan mas Adin. Pesilat berada di pintu barat dan timur menunggu di panggil oleh announcer. Sambil di iringi musik, di layar giant screen muncul foto kedua pesilat, mulai dari asal cabang, tinggi, berat badan serta julukan masing-masing. Lawannya mas Adin berasal dari cabang kabupaten tangerang berada di sudut merah. Waktu di depan pintu masuk, setiap atlet selain di dampingi official juga di kawal keamanan dari panitia. Sambil di sebutkan tentang berat badan dan tinggi badan, lawannya mas Adin mendapat julukan “Pukulan maut dari barat”. Setelah itu berjalan menuju gelanggang.
Mas Adin berada di sudut biru, berangkat dari pintu sebelah timur. Sama seperti lawannya, tapi julukannya mas Adin “Tendangan Kilat dari Timur Jawa” kok bukan avatar saja y hahahaaha. Setelah kedua pesilat berada di gelanggang, pertandingan pun di mulai. Pertandingan juga dapat dilihat di layar. Pada babak pertama mas Adin langsung mengeluarkan tendangan-tendangan sampingnya yang maut. Berkali-kali tendangan sampingnya mas Adin masuk, lawannya cuma diem saja, tidak sempat bergerak. Pukulan maut tidak ada yang keluar, tapi tendangan kilat yang berulang kali mengenai lawan.
Babak kedua di mulai, sepertinya gaya petarungan mas Adin di babak kedua berubah. Tidak mengeluarkan tendangan kilatnya, tetapi mas Adin juga menggunakan pukulan di kombinasi tendangan kilat, mungkin mas Adin mau mengeluarkan pukulan kilat juga hehehe. Justru dengan kombinasi pukulan dan tendangan, semakin mendesak pukulan maut. Akhirnya menjelang babak kedua berakhir mas Adin berhasil menjatuhkan pukulan maut. Seketika itu juga suporter langsung berteriak-teriak. Pak Tik pun ikut memberi semangat hahaha.
Di babak ketiga, pukulan maut berusaha mengejar poin yang tertinggal. Sesaat berhasil mendesak tendangan kilat, terjadi pertarungan adu samping yang cepat. Kalau melihat langsung pasti bakalan menonton pertarungan yang seru. Akhirny mas Adin berhasil menguasai keadaan lagi, mengeluarkan tendangan kilatnya lagi dan babak ketiga pun berakhir. Waktu pengumuman pemenang bukan ketua pertandingan yang menyebutkan sudut mana yang menang, tapi announcernya. Tapi itu tidak masalah, karena yang jadi pemenangnya adalah mas Adin tendangan kilat dari timur jawa.
Setelah mas Adin, Wawan yang bertanding. Karena cabang malang lupa tidak membawa bendera, Wawan juga sepertinya tidak membawa bendera dari cabang madiun, akhir e bendera kolat UB yang di iket di punggung e Wawan, sama seperti petinju-petinju yang membawa bendera dari negaranya sendiri. Wawan berada di sudut biru, sebelum di mulai pertandingan, foto-foto terlebih dulu hahaha. Akhirnya pertandingan di mulai, lawan e dari cabang Bali, orang e tinggi, bahkan lebih tinggi dari Wawan. Aq lupa apa julukan e lawan e Wawan ini. Giliran Wawan yang di panggil, kalau Wawan julukan e “Pendekar dari kaki Gunung Lawu”.
Babak pertama di mulai. Detik-detik pertama masih meraba-raba kekauata lawan, juga melihat jangkaun lawan e Wawan harus hati-hati, jangan sampai masuk jarak tembak lawan. Di satu kesempatan lawan e Wawan bergerak maju, langsung di sirkel bawah sama Wawan, beruntung dia g kena. Meskipun jarak jangkauan serangan lawan e Wawan panjang, tapi tendangan e terlalu pelan, kesempatan buat serangan balik. Ketika sudah berhadapan, lawan e Wawan nendang depan, Wawan langsung geser dikit ke kanan, sebelum kaki lawan e di turunkan, Wawan langsung melakukan serangan beruntun, 4-5 kali. Menjelang babak kedua berakhir, Wawan berusaha gamparan bawah, tidak berhasil, tapi malah Wawan di anggap jatuh, yang namanya gamparan bawah pasti harus menjatuhkan badan. Tapi keputusan wasit tetap mengesahkan jatuhan, tapi ketua pertandingan menghentikan pertandingan dan meminta pendapat para juri.
Setelah mendengar keputusan juri, keputusan tidak berubah. Wawan di anggap kena jatuhan, lawannya mendapat poin 3. Suporter tak peduli, tetap mendukung Wawan supaya Juara 1. Babak kedua di mulai . di detik-detik awal babak kedua Wawan langsung berinisiatif melakukan serangan. Pukulan mengarah ke lawan, tapi lawannya mundur setengah langkah terus menendang samping, kena kepala Wawan, pelindung kepala e sampai terlepas. Tapi Wawan g terpengaruh, selam wasit belum menghentikan pertandingan tetep lanjut. Mendapat serangan tersebut lawannya membalas juga, akhir e Wasit menghentikan pertandingan karena lebih dari 4 serangan. Lawannya Wawan sepertinya tidak mendengar, tetap melakukan pukulan, tapi ancang-ancangnya dari atas, mengenai tulang, Wawan langsung terjatuh.
Wawan g bisa bangun, berusaha bangun tapi terjatuh lagi. Lawannya mendapat teguran karena mengambil ancang-ancang dari atas, juga tidak berhenti ketika wasit menyuruh berhenti. Karena tidak bisa melanjutkan pertandingan akibat kesalahan lawan, langsung keputusan pemenang tentu saja Wawan yang jadi Juara 1. Tapi masih belum tenang karena wawan belum bisa bangun. Petugas kesehatan, senior berusaha mengobati, tapi Wawan masing mengerang kesakitan. Sepertinya patah, kalau g cuma bergeser saja tulang belikat sebelah kanan. Ketika Wawan sudah agak tenang, dan g kesakitan lagi langsung di bawa ke kamar. Alhamdulilah waktu habis keluar lift ketemu sama lawan e mas Yonk yang ahli ortopedi.
Kita minta tolong bisa mengembalikan seperti semula apa tidak. Menurutnya bisa tapi akan sakit sekali. Y sudah, di jlan deket e lift orangnya berusaha ngobati. Tapi masih di pegang dikit saja Wawan sudah teriak, kami khawatir. Ternyata kakinya di injak sama Agung wkwkwkwwk. Di suruh bayangin yang bagus-bagus biar g berasa sakit, entah bayangin apa Wawan, cuma dia aja yang tahu hehehe. Tangannya Wawan di putar, tapi karena sakit terpaksa sambil di tahan. Masnya bilang harus rileks biar bisa di puter dan kembali seperti semula. Akhirnya di puteran ketiga pengobatan singkat di tempat terbatas berhasil. Tulang belikatnya kembali di posisi semula. Alhamduliah.
Langsung istirahat di kamar, sambil packing, besok kita pulang, tapi jalan-jalan dulu hehe. Setelah bertanding saatnya liburan.

Saturday, 18 February 2012

Berburu



Awan hitam menggantung di ujung langit, bergerak perlahan menuju atas langit desaku. Keadaan mulai gelap, di tambah dengan angin yang bergerak kencang melewati depan rumah. Sesekali ada kilatan petir di kejahuan. Sebagian berharap jangan hujan, sebagian lagi berharap hujan turun dengan derasnya. Hari masih sore, tapi sinar matahari telah menghilang lebih cepat dari biasanya, terhalangi gelapnya mendung di sore hari.
Dari sebelah barat mulai terlihat pemandangan tetes-tetes air hujan yang menghujam bumi, membasahi tanah yang agak basah, bekas hujan kemarin yang belum kering. Tetes-tetes hujan turun dari atas, jatuh di daun-daun bambu, pohon basia, rumput, sawah dan genting-genting rumah. Air hujan berjalan menuju timur, ke arah rumah ku. Suara gerimis yang tadinya pelan terdengar semakin kencang. Tetangga ku mulai merapikan jemuran, bulir-bulir padi yang di jemur, nasi yang di jemur.
Dan akhirnya hujan sampai juga di rumah ku, tidak berhenti dan tidak berbelok arah. Membasahi semua yang ada di bumi, tanpa terkecuali. Ketika di dalam rumah ada yang mengecek apakah ada yang bocor, mengecek semua jendela apakah sudah di tutup, instalasi listrik dan sebagainnya. Setelah itu tidur kalau tidak menyaksikan tiap butir-butir hujan yang turun, yang mulai membanjiri tanah.
Mungkin sebagian besar orang melakukan hal itu, tapi sebagian kecil orang di luar sana tersenyum, ada sesuatu hal yang membuat sebuah senyuman tersungging di wajanya. Sambil tersenyum segera orang tersebut mengotak atik benda kotak, yang terhubung dengan kabel panjang, kira-kira 2 meter yang menyambung di sebuah kayu, tidak terlalu besar. Setelah mengecek barang tersebut, tak lupa untuk memastikan bahwa listrik di alat tersebut masih besar dan cukup untuk menemani perjalanan malam nanti.
Hujan pun berhenti, tidak terlalu lama tapi cukup untuk membuat hawa jadi dingin, juga membuat basah jalanan depan rumah. Sepertinya malam ini lebih baik di rumah saja, lebih hangat di dalam rumah. Sebagian mungkin lebih baik memilih begitu, tapi ada sebagian lagi yang memilih beda. Setelah malam menjemput, di iringi dengan hawa dingin yang menusuk tulang sebagian orang sedang asik menonton tivi di temani secangkir the hangat, tapi ada seorang dengan hanya berbekal sebuah kotak, yang di dalamnya terdapat accu, yang terhubung dengan headlamp seadanya asalkan bisa untuk menerangi jalan, juga terhubung dengan kabel yang tersambung dengan tongkat yang sedang di pegang. Dengan memakai jaket yang tidak terlalu tebal, celana jeans yang banyak lobang di sana sini, dua orang tersebut berjalan melewati depan rumah di temani sebatang rokok yang di hisap dalam-dalam, untuk mengatasi dinginnya malam. Iya kedua orang tersebut berangkat untuk nyetrum.
Ketika musim hujan, katak biasanya banyak sekali, apalagi waktu malam hari. Dengan berbekal accu motor sudah cukup untuk persiapan berburu. Kalau siang hari nyetrum untuk mencari belut, di malam hari nyetrum untuk mencari katak. Kataknya tidak untuk di makan, tapi di jual di restoran cina, kalau tidak pasti ada orang yang datang ke rumahnya untuk membeli katak, entah di buat makan apa sebagai obat. Harganya lumayan untuk membuat dapur tetap ngebul.
Dengan langkah yang mantap, di tengah kegelapan malam yang pekat, cahaya headlamp berusaha mengusir gelapnya malam. Berjalan dengan hati-hati di antara pematang sawah. Sawahnya masih belum di tanami, jadi tidak masalah jika mencari kataknya sampai ke tengah-tengah sawah. Setelah menemukan tempat cocok, segera perburuan di mulai. Di mulai dari pematang sawah, bergerak menyusuri petak-petak sawah. Tongkat yang kiri di arahkan terlebih dulu, jika ada katak, tongkat yang kanan di arahkan di sekitar katak, kataknya pasti pingsan dan langsung di ambil dengan jaring yang di sambung di tongkat sebelah kanan.
Begitu seterusnya, berjalan setapak demi setapak menyusuri pematang sawah, mengitari petak-petak sawah. Seringkali ada ikan yang di dapat, belut juga tertangkap. Perburuan berhenti ketika listrik dari accu sudah mulai habis, dilihat dari cahaya headlamp yang sudah mulai meredup. Kaleng yang di bawa sudah cukup penuh, senyum terlihat di antara gelapnya malam. Harapan bertambah, meskipun cuma sesaat, di syukuri setiap nikmat dan karunia yang di beri oleh sang Maha Kuasa. 

Malang, 17 Februari 2012

cap jempol

Novan Rakhmad P

Friday, 17 February 2012

Lanjutan Kejurnas 3


Hari kedua
Selamat pagi Jakarta, hari kedua, Wawan AE ( Wawan dari Madiun,selanjutnya ditulis Wawan AE y hehe) yang tanding. Karena kemarin belu, tanding , jadi pematahan terlebih dulu. Ketika tendangan samping betonnya bisa patah, tapi ketika sasaran yang lain belum patah. Sementara itu ketika wawan masih berusaha melakukan pematahan, lawannya ternyata tidak berhasil melakukan pematahan. Wawanb harus bisa matahkan 1 benda lagi agar bisa lolos langsung tanpa melakukan pertandingan, mungkin karena grogi sehingga kurang 1 benda lagi tidak patah-patah. Alhamdulilah di kesempatan terakhir patah juga. Dan langsung lolos ke semifinal.
Sore harinya giliran mas Adin lagi yang tanding, karena kemarin dah melakukan pematahan, jadi sekarang tidak perlu pematahan lagi. Seperti biasa mas Adin tidak pakai pasang, terus memakai kuda-kuda melayang ( ada start melayang, kuda-kuda melayang ada juga lho hehe). Sekarang main e lebih santai, tidak kayak kemarin, dan Alhamdulilah menang lagi. Semifinal menunggu mu mas
Waktu pertandingan sesi malam, giliran atlet yang cewek turun gelanggang, ada Lydia yang turun di kelas A putri dan Rona yang turun di kelas B putri. Yang tanding Lydia dulu di gelanggang 1. Karena cewek benda untuk pematahan di ganti stang pompa semua, untuk tebangan bawah dan sabetan. Lydia sebelum berangkat beratnya sekitar 52 kg, jadi ketika kita nonoton pertandingan Lydia sibuk nurunin berat badan, makan g pakai nasi, pesen makanan khusus ke official. Dan ketika nimbang berat badan sebelum pertandingan berat e akhirnya bisa 49. Semangat Lydia!!! Ketika pertandingan di mulai kelihatan permainan Lydia tidak seperti biasanya, tapi ketika sampai di pertengahan babak kedua, Lydia tidak bisa melanjutkan pertandingan. Badannya lemes, maklum sejak di jakarta diet terus. Semangat, di coba kesempatan yang akan datang, jangan nangis lagi kan dah sampai Jakarta J
Setelah Lydia selanjutnya Rona yang turun gelanggang. Rona sang peramu obat mujarab buat team hehe. Waktu pematahan hampir aja tidak berhasil, untung aja Mas Poeng bilang dari tribun kalau gerakannya salah trus suruh di ulang sekali lagi. Karena perintah langsung dari Mas Poeng semua nurut, tapi yang memberi pengarahan Mas Amos. Dan akhirnya patah juga. Pertandingan akhirnya berlanjut. Seperti biasa Rona selalu bersemangat ketika pertandingan, terlalu bersemangat sampai tidak mendengar instruksi dari official. Tiga babak berlalu, dan ketika pengumuman pemenang, lawannya Rona  yang jadi pemenang. Tetep semangat Rona, bantu-bantu jadi team konsumsi sekarang y hehe.
Jadi yang maju ke semifinal aq, Agung, Wawan AE, mas Adin. Selangkah lagi menuju final. Semangat !!!!!!
Setelah pertandingan segera istirahat, jalan yang menentukan ke final adalah hari esok. Tapi ketika sudah tidur, aku kebangun, entah pertandingan besok apa kepanasan, meskipun sudah pakai AC tapi hawanya tetep panas, padahal di kamar sebelah benar-benar dingin. Di kamar kita kalau g AC nya rusak, kebanyakan orang, soal e sekitar 13 orang yang tidur hehe. Daripada bengong motret-motret sebentar y

 
Agung meskipun sudah tidur, tapi refleknya masih keluar. G tau lagi ngimpi fight atau gimana. Yang berani tidur sama Agung cuma Mas Adin saja. Jadi biasa kalau mendengar suara gaduh malam-malam haha. Yang lainnya seperti ikan pindang yang dijejer kalau tidur, yamg penting muat dan bisa tidur hehehe. Terus untung kemarin nemu kasur yang di taruh di luar, jadi bisa di pakai, meskipun tiap pagi ada yang bersih-bersih, tapi orang e tidak tanya kok bisa muncul tambahan satu kasar.
Setelah bangun pagi, yang masih tanding pemanasan terus latihan ringan sebentar. Latihannya di depan kamar, ada jalan yang menuju tangga, agak luas dikit jadi latihannya di situ saja. Setelah dirasa cukup, mandi terus sarapan habis itu ke gelanggang. Tapi aku g ikut, karena kemungkinan siang baru tanding, jadi istirahat di kamar saja.
Pertandingan untuk sesi pagi selesai, istirahat untuk shalat jum’at. Di kompleks TMII ada satu masjid yang mungkin sudah tahu semua, nama e masjid At Tien. Masjidnya cukup dekat dengan penginpan, dari penginapan sudah kelihatan, kurang lebih jaraknya 100 meter. Kupikir karena di tempat wisata masjidnya sepi, ternyata ketika sudah shalat jum’at penuh juga. Cukup luas juga masjid e, ada 3 tingkat. Yang bawah untuk wudhu, sedangkan 2 tingkat lainnya untuk tempat shalat. Karena berangkatnya agak telat, akhirnya tiak bisa masuk ke dalam masjid, cuma di teras samping. Ada tivinya juga jadi bisa lihat khatibnya langsung hehe. Seperti biasa, rasanya sejuk, tenang, damai kalau sudah di masjid. Setelah shalat jum’at siap-siap, semifinal menanti.
Setelah pemanasan, peregangan, teknik bentar akhirnya nama ku di panggil juga. Lawan ku sekarang berasal dari cabang klaten. Setelah persiapan selesai, pertandingan pun di mulai. Awal-awal babak pertama masih meraba-raba kekuatan lawan, tendangan depannya cukup cepat juga, sesekali tak ambil mesti lepas, meskipun badannya kecil ternyata gerakannya cepat juga. Instruksi dari official supaya pakai sapuan, soal e dari tadi dia gunakan kaki kanan, kaki kirinya mati. Tapi official yang satu suruh maju saja, bingung saya haha. Ketika sirkel bawah, sengaja atau tidak kakinya lawan ku kena kepala ku, untuk sementara kepala berasa pusing, mata gelap sebentar. Kurang tau kena teguran apa tidak. Waktu istirahat di kompres bentar biar ngurangi nyeri. Babak kedua tetap menggunakan metode yang sama, ambil jual beli serangan mencari kesempatan untuk jatuhan. Tapi di satu kesempatan tendangan ku berhasil di pegang, soalnya ketika ada benturan tiba-tiba sakit, akhirnya lawan ku dapat 3 poin. Istirahat babak kedua gantian ngompres pergelangan kaki yang kanan. Babak ketiga di mulai, sekarang lebih main lepas, sekarang atau tidak sama sekali (biasa masih belum panas, jadi g semangat). Babak ketiga lebih menarik, lebih semangat. Dan babak ketiga pun berakhir, waktu pengumuman pemenang, lawanku yang menang.
Jadi cuma dapat juara 3, alhamdulilah. Setelah peregangan sebentar kembalim lagi ke kamar. Badan memar, mata memar, pergelangan kaki sakit. Tapi itu yang membuat pingin lagi dan lagi dan lagi untuk tanding lagi. Ketika sampai di kamar, langsung semua yang yang memar di kompres untuk mengurangi nyeri.
Setelah ini ada pertandingan kategori stamina dan tenaga, setelah itu baru Wawan AE, mas Adin, Agung yang tanding. Aku istirahat saja hehe. Ternyata kategori stamina dan tenaga melebihi jadwal yang di tentukan. Sampai jam 10 malam baru selesai, apalagi tadi hujan dan bocor juga atap e. stelah di keringkan pertandingan di mulai lagi. Saat itu aku dan yang mau tanding tidur, karena jadwalnya tidak jelas. Setelah itu di telpon suruh bangunin yang mau tanding soalnya pertandingan akan di mulai. Sambil siap-siap q bikin energen, buat ngisi perut biar ada tenaga e buat tanding.
Pertandingan semifinal kelas E Balik jam 22.30 WIB. Karena jadwalnya simpang siur, penonton dan atlet e hampir saja g ada yang datang. Meskipun dah malam, dah sepi pendukung dari Cabang Malang tetap ada karena kami Arema loyalitas tanpa batas, tidak hanya di sepak bola haha. Setelah berdoa bareng, Agung mulai persiapan. Pertandingan semifinal mulai menunjukkan aksi yang terbaik, enak untuk di tonton.
Babak pertama di mulai, detik-detik pertama ketika Agung menyerang, lawannya berhasil menghindar dan menyapu Agung. Untung Agung tidak kehilangan keseimbangan, malah berhasil menjatuhkan lawannya, tapi tidak di sahkan sama wasit. Pertandingan di mulai lagi, ketika lawannya mengeluarkan tendangan samping, tapi secepat kilat Agung melakukan sirkel bawah dan berhasil menjatuhkan lawannya, lawannya terjatuh. Poin 3 untuk Agung. Ketika lawannya jatuh sontak para suporter berteriak-teriak memberi semangat, “di hentikkan saja pertandingannya, kasihannya jurinya dah malam”. Apalagi ketika lawannya setelah di jatuhkan dan waktu berdiri, memberi kode ke official supaya pertandingan di hentikkan karena kakinya sakit, tapi sama officialnya suruh melanjutkan lagi-lagi suporternya teriak “ uwes uwes, ngesakno atlet e”. pertandingan di lanjutkan, karena sakit lawannya Agung mengeluarkan serangan yang tidak terarah. Lawannya Agung mulai pincang, kuda-kudanya sudah tidak stabil, ketika akan melakukan serangan tiba-tiba lawannya jatuh, wasit menghentikkan pertandingan. Langsung pengumuman pemenang. Cuma berlangsung 1,5 menit. Akhirnya Agung melaju ke babak final. “Tak kenal lelah dukung mas Agung, Juara 1 kelas E balik.. hooohooooohooooo kami di sini MP Malang”.
Setelah Agung, langsung Wawan AE yang tanding. Suporter semua bilang, pakai tutup mata pasti menang dah hahaha. Babak pertama di mulai, awal-awal babak pertama Wawan langsung sapuan bawah, tapi tidak jatuh. Di pancing-pancing lawannya tidak bergerak, akhir e Wawan menyerang dulu. Mendapat serangan dari Wawan, lawannya juga tidak banyak perlawanan. Ketika babak pertama mau berakhir, sekali lagi wawan mengeluarkan sapuan bawah lagi dan berhasil. Lawannya langsung jatuh, tambahan 3 poin untuk Wawan. Meskipun lawannya tidak banyak melakukan serangan, sepertinya sulit untuk menyeleseikan pertandingan kurang dari 1 babak. Babak kedua di mulai, sekarang wawan lebih menjaga jarak, sudah dapat poin lebih baik jaga jarak, toh lawannnya banyak diem e, sudah malam mungkin ngantuk y hehe. Babak ketiga di mulai, sekarang lawannya mulai berinisiatif menyerang lebih dulu. Tapi Wawan juga tidak diam saja, jual beli serangan, tapi karena termasuk dalam kelas berat cuma sering pakai pukulan aja. Sekali lagi wawan mengeuarkan sapuan bawah, tapi tidak berhasil, dan sepertinya Wawan kesakitan sendiri. Tidak kelihatan apa yang sakit. Ketika bangun babak ketiga berakhir. Dan saat pengumuman pemenang, Wawan yang jadi pemenangnya. Final Final Final. Mas Wawan pancen Oyeee.
Setelah Wawan, di lanjut mas Adin. Avatar pun beraksi haha. Setelah persiapan selesai, babak pertama pun di mulai. Setelah gong di bunyikan, mas Adin langsung mengeluarkan jurus baling-baling, cukup untuk mengagetkan lawannya. Beberapa tendangan samping mas Adin pun masuk ke badan e lawannya. Ketika terjadi jual beli serangan, tendangan mas adin berhasil di tangkis, dan lawannya langsung tendangan sabit tapi berhasil di tangkap, dan berhasil di jatuhkan. Lawannya g bisa bangun, langsung keputusan pemenang, Mas Adin melaju ke final juga. dan pertandingan berlangsung sekita 1,5 menit.  “ Tak kenal lelah dukung mas Adin juara 1, kelas C kombi hohohoooohohohohoooooo kita di sini MP Malang”.
Final tunggu kami besok