Entri Populer

Sunday 21 February 2016

Perjalanan ke UI-UGM hari keempat (part VI) (Tamat)

   Sampai di stasiun lempuyangan, jam 5.30, hari minggu. Senin baru ujian di UGM, jadi hari ini kita jalan-jalan. Setelah sibuk mengurus ini dan itu di UI, saatnya santai sejenak. Rencananya barang-barangnya di titipin di kos temennya mega,baru kita jalan.
   Pertama kita nyari halte trans jogja, waktu tanya orang sih deket, deketnya stadion. Akhirnya jalan, di deketnya stasiun ada tempat, tapi cuma untuk nurunin penumpang. Akhirnya jalan terus,ketemu stadion, jalan terus akhirnya dari jauh kelihatan. Iya deket kalau naik motor, kalau jalan cukup deket tapi bisa untuk mengeluarkan keringat. Sampai halte trans jogja, terus nunggu bisnya datang.
Lempuyangan,Jogja
Jogja,Kami datang

   Haltenya gak sama seperti tahun 2010, ya mungkin sudah lama gak naik trans jogja. Bisnya juga sudah gak sama,pintunya gak semi otomatis lagi, tempat duduknya juga mulai rusak. Setelah masuk, masih dapat tempat duduk, nanti kita turun di UGM,deket bunderan, selokan mataram kalau gak salah. Kos temennya mega deket situ.
   Naruh barang di kosan, bersih-bersih, beli sarapan. Daerah kosannya mirip-mirip daerah kerto, harga makanannya juga gak jauh beda sama di Malang. Setelah sarapan saatnya berangkat jalan-jalan. JAlan lagi ke halte Trans Jogja, di deketnya RS Sardjito, ya masih deketnya selokan ,matarm, masih pagi jadi gak terlalu panas. Gak terlalu lama, bisnya datang, tujuan pertama kita adalah Malioboro.
   Sampai di halte Malioboro, kita jalan di sepanjang Malioboro, tujuan pertama adalah benteng Vredeburg. Tiap ke Jogja, cuma ke Malioboro, gak pernah ke benteng, nah sekarang coba masuk ke benteng Vredeburg. Didalam benteng, bukan cuma ada bangunan benteng saja, tapi sudah ditata. Di ruangan-ruangannya terdapat diorama, menceritakan sejarah kota Jogja, mulai dari ketika dijajah jepang, di jajah belanda, serangan umum jogja 1 maret dan sebagainya.
Benteng Vredeburg
Vredeburg

   Di lantai 2 juga ada bioskop, bukan hanya film perjuangan saja, tapi film yang baru tayang, tapi saat kita kesana belum jamnya film di putar. Setelah puas muter-muter benteng, perjalanan di lanjutkan ke Taman Sari. Ke taman sari kita naik becak saja. Sekitar 15 menit sudah sampai di pintu masuk Taman Sari.Tiket masuk 5 ribu,2 orang 10 ribu. Kita kasih uang 100 ribu, sama petugasnya gak mau diterima,suruh nukerin dulu. Padahal sebelum kita sudah banyak yang masuk masak gak ada kembalian ya. Akhirnya bongkar-bongkar dompet cari uang kecil.
   Pas 10 ribu, akhirnya masuk. Taman sari ini pemandian keluarga keraton, tapi sekarang sudah banyak bangunan. Jadi mau ke pintu masuk,disekitarnya terdapat rumah penduduk. Kolam pemnadian taman sari ada 2 bagian,mungkin luasnya sama seperti lapangan bola volly. Ada air mancurnya juga. Airnya juga cukup bersih. Airnya sama seperti zaman kerajaan dulu atau sudah dari sumber yang baru yang bikin penasaran.
   Di sebelah kanan, ada tempat ganti baju, atau tempat saunan zaman dulu ya hehe. Setelah foto-foto lanjut kita mencari masjid bawah tanah. Nah gak ada petunjuk arah ke masjid  bawah tanah. Harus nyewa Guide, kalau gak tanya sama warga. Tapi kita punya cara lain, kita ngikuti pengunjung yang nyewa guide, kita jalan agak di belakang mereka hihihi. Jalannya muter-muter, di salah satu tikungan, ada pintu keluar, entah dari mana. Orang yang nyewa guide tadi masih terus, kita akhirnya nyoba masuk aja lewat pintu keluar.Kita telusuri saja, jalannya seperti lorong, agak panjang, dan akhirnya ketemu juga masjid bawah tanah.
   Yang datang di masjid bawah tanah banyak, gak bisa foto sendiri seperti di berita-berita online, gak ada yang mau antri, akhirnya fotonya banyak yang bocor hehe. Setelah puas foto-foto, kita melanjutkan perjalanan. Eh sebelum keluar, ternyata kita ketemu sama orang yang tadi nyewa guide hehe. Setelah jalan keluar, ternyata pintu keluarnya sebelahan dengan pintu masuk taman sari tadi. Banyak rumah penduduk makanya jalannya mbulet hehehe.
   Perjalanan selanjutnya menuju alun-alun kidul. Naik becak lagi ke alun-alun kidul. Di alun-alun kidul cuma ingin jalan diantara 2 pohon beringin sambil menutup mata. Dulu, kalau ingin jadi prajurit, harus berjalan sambil mata tertutup, kalau bisa melewati, dianggap lulus. Di alun-alun kidul juga terdapat sasono hinggil, semacam aula, biasanya dipakai sama anggota MP yang ujian kenaikan tingkat nasional. Terus lari ke panta parangtritis. Kita cuma melewati ringin saja, gak sampai lari ke pantai parang tritis kok hahaha.
Benteng Vredeburg,Keraton
Setelah dari Benteng Vredeburg,Lanjut menuu Keraton

   Sampai di alun-alun kidul, sudah ada bapak-bapak yang membawa penutup mata dan menawarkan untuk mencoba melewati ringin kembar sambil menutup mata. Cukup dibayar seikhlasnya, gak ada patokan harga. Akhirnya aku nyoba dulu, gak pakai naluri, getaran, ya udah coba jalan saja hehehe. Dan akhirnya bisa melewati, meskipun agak nyerong kiri, tidak lurus. Habis itu mega yang nyoba, ya agak takut-takut gitu, yang penting jalan saja lurus hehehe. Hasilnya juga sama, bisa melewati hehe.
    Setelah ini saatnya untuk pulang, jalan kaki ke halte trans jogja. Tinggal jalan ke Jalan raya, eh ternyata masih jauh haltenya. Jalan pelan-pelan, udah siang juga akhirnya mampir di warung bakso. Lumayan cukup mengisi perut, sambil cerita-cerita, tiba-tiba mega kok netesin air mata, masa kepedasan, padahal gak pakai sambel baksonya. Ternyata, setelah ini aku pulang, mega besok masih ke UGM wawancara dan tes tulis.rabu ke jakarta, senin mulai kuliah di UI. Peras
aan campur aduk, cuma tetes air mata yang bisa ngungkapin semuanya. Tapi tenang saja cinta, minggu depan ku ke jakarta, bawa barang-barang mu, jangan bersedih lagi,semangat ya, doa ku selalu bersama mu.
   Setelah makan, pulang ke kos, aku pulang naik travel, jam 6 travelnya datang. Hmmm nangis lagi waktu pulang, sabar sayang, tunggu minggu depan yaa,2 minggu lagi, sabar yaaaa, kangen kamu pada waktu itu dan saat nulis ini.
Kembali ke Malang
Taman Sari,Masjid BAwah Tanah,pulang,sendiri


Tamat, tapi bukan yang terakhir, habis ini perjalanan besar baru di mulai

Depok, 21 Februari 2016


Awan Jingga




   

No comments:

Post a Comment