Entri Populer

Saturday 19 January 2013

Jakarta Tenggelam

Tiap pagi, ketika menonton berita di tv, sering ada liputan kondisi jalan di jakarta dan sekitarnya. Juga background ruas jalan, misalnya di bundaran HI. Yang dapat dilihat adalah padatnya kendaraan bermotor yang lalu lalang dengan cepatnya. Mobil-mobil mewah yang lewat bergantian. Suatu pemandangan yang lumrah untuk jalan sekelas Ibu kota, apa lagi jakarta juga bisa disebut kota tak pernah mati, 24 jam tetap berdenyut.
Namun, kejadian yang tidak di sangka dan tidak di duga. Dimulai hari rabu, hujan deras terjadi di daerah puncak bogor, di tambah hujan yang mengguyur jakarta selama beberapa jam. Maka hari kamis, air tumpah ruah di jalan-jalan kota jakarta. Hampir semua wilayah jakarta terkena banjir, baik banjir kiriman maupun hujan yang turun dengan lebatnya.
Tidak lagi ditemukan mobil yang berlalu lalang, yang ada cuma air yang menggenang dengan ketinggian 30-40 cm, bahkan ada yang mencapai ketinggian 3 m. Jalanan sepi, serasa tidak ada kehidupan. Danau muncul dadakan dimana-mana, jalan terputus, kendaraan tidak bisa bergerak, bundaran HI, istana negara tidak luput dari sasaran banjir, Jakarta tenggelam.
Tidak ada yang salah ketika banjir melanda jakarta, karena sejak jaman tarumanegara banjir sudah menerjang jakarta, karena daratannya lebih rendah dari permukaan laut sehingga ketika hujan dan banjir kiriman, maka air akan berhenti di jakarta dan tidak bisa mengalir ke laut. Banjir saat zaman tarumanegara datangnya sekitar 200 tahun sekali, waktu pemerintahan hindia belanda sekitar 50 tahun sekali, setelah zaman kemerdekaan 10 tahun sekali dan saat ini tiap tahun sekali. Lantas apakah ini tanda kalau ibu pertiwi harus pindah dari jakarta??
Ide terowongan untuk jalan sekaligus saluran air ketika banjir datang sepertinya tidak efektif, daratan di jakarta lebih rendah dari permukaan air, justru air laut yang akan masuk. Manusia juga ikut berperan dalam banjir. Daerah resapan air di puncak bogor jadi vila, sungai yang dulu lebar sekarang tinggal berapa meter saja. Maka banjir akan datang terus tiap tahun bahkan akan semakin besar.
Mumpung masih belum terlambat, ibu kota di pindah secara bertahap. 5-10 tahun, sulit dan susah tapi daripada terlambat pasti akan lebih kelimpungan. Semoga ada solusi yang benar-benar efektif.
Malang, 19 Januari 2013


NRP
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!





No comments:

Post a Comment