Entri Populer

Tuesday 17 April 2012

dongeng


Suatu senja di rumah, di tengah bulan April tahun 2012. Jam dinding menunjukkan pukul 17.20 WIB. Cuaca cukup panas, bahkan ku tiduran sampai bertelanjang dada. Di ukung selatan rumah tanpa mendung bergelayut, di tunggu dari tadi siang tidak bergerak ke arah rumah, tapi panas tanda-tanda mau turun hujan sudah muncul dari tadi siang. Nanti malam mungkin awan gelap nyampai di rumah dan menurunkan beban air yang di bawa seharian.
Tak lama kemudian kumandang Adzan maghrib terdengar. Segera bangun dari tempat tidur, ambil wudhu dan sholat berjamaah di mushola. Waktu jalan ke mushola tidak nampak bintang-bintang yang muncul pertama kali, ada namun tertutupi oleh awan gelap yang nampaknya sudah sampai. Nanti malam atau sebentar lagi pastilah turun hujan
.
Setelah selesai shalat, ketika berdzikir hujan turun dengan lebatnya. Memuntahkan semua titik-titik air yang di pikul selama seharian. Sekejap keadaan menjadi sejuk,dingin, mengusir hawa panas yang sejak tadi mengelilingi kita. Satu persatu para jamaah pulang, maklum dekat dengan rumah, ada yang jemput juga sedangkan rumah kita cukup jauh dengan rumah. Tinggal 4 orang yang berada di mushola, aku, tetangga ku yang ada di depan rumah, tetangga ku yang di belakang rumah dan pak Sali yang rumahnya berada di samping mushola.
Mengetahui keadaan masih hujan, hal yang ditanyakan pertama kali ke kami yakni “Besok ada yang Ujian Nasional?” wajahku mungkin terlalu imut untuk dikira masih SMA haha. Jelas saja kujawab tidak, sedangkan tetangga depan rumahku masih kelas 3 SMP, tetanggaku yang belakang rumah juga masih kelas 6 SD.
Mungkin saja pak Sali bertanya begitu, jadi kalau besok ada yang ujian di pinjamin payung supaya segera pulang biar bisa belajar, berhubung tidak ada pak Sali mulai bercerita..
(semua kata-kata sudah di translate dari bahasa jawa krama ke bahasa indonesia)
“tenang saja, pasti lulus ujian..aku jaman dulu waktu tahun 1956, sudah yakin waktu ujian lulus eh akhirnya lulus juga, pertanyaan yang paling inget waktu ada pertanyaan siapa petualang pertama kali, langsung ku jawab marcopolo” kata pak Sali dengan santai sambil tiduran.
Ha, tahun 1956, itu ujian SD pa Ujian SMA pikir ku. Misalkan ujian SD berarti kira-kira pak Sali kelahiran tahun 1944, tapi kalau ujian SMA berarti kelahiran tahun 1938.
Karena penasaran langsung ku tanya “tahun 1956 ujian apa pak?”
“ujian SMA” jawab pak Sali
“lho emang pak Sali kelahiran tahun berapa?”tanyaku lagi
“tahun 1938” jawabnya
Ternyata pak Sali sudah berumur 74 tahun, sudah pernah hidup di jaman penjajahan Belanda, jaman penjajahan Jepang, Presiden pak Karno, pak Harto, pak Habibie, Gus Dur, bu Mega, dan pak SBY. Mungkin karena hujan pak Sali melanjutkan ceritanya.
“jaman sekarang enak, kalau ujian ya di sekolah itu saja g pindah-pindah, kalau dulu pindah-pindah waktu ujian tempat e. Kadang-kadang di Jatiguwi, slorok, mentaraman (nama-nama desa di deket rumah,red).” Iya juga, sekarang guru pengawasnya yang pindah-pindah, murid e tetep yang di sekolah itu saja, mungkin di jaman dulu kekurangan tenaga pengajar akhir e murid e yang harus pindah-pindah.
Pak Sali melanjutkan ceritanya “dulu waktu SD namanya masih sekolah rakyat, gedung sekolah e pindah sampai 7 (tujuh) kali, bukan karena apa-apa tapi karena di bakar tentara Belanda (sambil menceritakan di mana saja tempat sekolah e yang dibakar terus pindah lagi terus di bakar terus pindah sampai 7 kali).” Memang betul, penjajahan Belanda emang hanya ingin mengambil kekayaan alam bangsa indonesia, juga melakukan pembodohan kepada rakyat biar pikirannya tidak berkembang, tidak maju, sehingga mau di jajah terus. Sepertinya penjajah Belanda sadar kalau pemberontakan secara fisik pasti bisa di tanggulangi, tapi pemberontakan secara pikiran, lama kelamaan pasti berhasil.
(selama pak Sali bercerita, aku cuma jadi pendengar, unek-unek yang ku simpan waktu pak Sali bercerita ku tulis di sini, di kalimat setelah pak Sali bercerita)
Lanjutnya “ sekolah jaman sekarang enak, beda dengan jaman dulu. Dulu jarang bahkan tidak pernah sarapan sebelum berangkat. Kalau sekarang, tinggal nangis nanti sudah pasti ada nasi di depan mata. Kalau dulu habis mandi y udah berangkat sekolah, g ada yang namanya sarapan. Makan kalau tidak uwi ya singkong, sekarang ada g anak yang doyan uwi,singkong?”
“saya masih mau singkong, tapi kalau cuma buat camilan” jawabku sambil ketawa
“kalau pun ada pasti nasi jagung, yang tiap orang dah di jatah. Kalau sekarang mau nambah sebanyak apa pun terserah. Jaman sekarang enak, merdeka pokoknya” kata pak Sali yang mulai bangun menata duduknya. Sebenarnya mau tanya, bukannya sekarang tambah susah y, BBM naik saja dah demo kayak segitunya, pak Sali gak ikut demo juga kah (pertanyaan yang ingin tak sampaikan sebenarnya hehe). Dulu mungkin barang-barang murah tapi g ada, sekarang meskipun mahal tapi sudah banyak tersedia. Terus mungkin karena banyak yang ingin semuanya yang ada di beli sehingga beranggapan semuanya mahal.
Oh iya karena lahir sejak jaman penjajahan belanda, pasti setidaknya inget kejadian waktu penjajahan dulu. “oh iya sejak dulu jalan raya itu sudah di aspal pa belum y?”tanyaku
“sudah,sudah diaspal tapi belum banyak kayak sekarang”jawab pak Sali. “terus waktu dulu di depan jalan raya di pasang bom,sama di dekatnya kampung contong juga ada. Kalau ada tank belanda, langsung di ledakkan sampai tank e hancur”jawab pak Sali sambil tersenyum bangga
“terus jembatan di kampung deketnya warung rujak,dulu di bongkar biar g ada yang bisa lewat, tapi namanya tank belanda bisa lewat sungai terus jalan di pekarangannya pak Saimin”kata pak Sali. Sepertinya kampung ku dulu benar-benar jadi arena pertempuran setidaknya menjadi jalur yang strategis hehehe.
“dulu kalau punya sepeda pancal,bahkan sepeda ontel sudah termasuk orang kaya, sekarang dikit-dikit beli motor. Di kampung cuma ada empat orang yang punya sepeda pancal”lanjutnya lagi.
“oh iya, sejak dulu rel kereta api di depan kampung sudah ada apa belum y?”tanyaku
“loh sudah ada, sejak dulu sudah ada, bahkan waktu sekolah di Malang biasa abonemen kereta api. Jam 6 pagi gitu sudah ada kereta yang ke Malang. Tapi masih bahan bakarnya dari kayu, kayu jati. Jadi di belakang lokomotif selalu ada tumpukan kayu sebagai bahan bakar, yang di masukkan kayak tungku. Sering apinya menyambar sampai keluar”katanya lagi.
“yang kasihan itu ayahnya cak kur (rumah e selatan mushola,red) dia selalu ngirim makanan ke garis depan pertahanan di sambigede (selatan desa ku,red).”kata pak Sali.
Oh itu waktu jaman Belanda ya, kalau jaman jepang gimana y. langsung ku bertanya” kalau jaman jepang gimana?”
“sama aj,mereka cuma menarik hati orang jawa saja. Kalau punya bahan pangan di sembunyikan, tidak berani di bawa langsung, kalau ketahuan pasti di ambil. Tapi yang ngasih tau ya tetangga sendiri”jawabnya.
“Presiden yang paling top cuma pak Karno. Kalau pidato tidak pakai teks, tak akui orang e pinter. Tapi dikhianati oleh pak XXXXXX gara-gara XXXXXXXXXXXXXX (sensor,red). Yang punya radio juga bisa dianggap kaya pada jaman itu. Satu-satunya yang punya radio cuma mbah ragil (ada hubungan darah dari kakekq juga,red). Jadi tiap 17 Agustus ngmpul di di rumahnya mbah ragil buat dengerin pidato e pak Karno” pak Sali meneruskan cerita.
“kalau dulu pak Karno lewat, baik mau ke Malang maupun mau ke Surabaya, semua murid sekolahan berdiri di samping jalan raya. Sambil bawa bendera merah putih, tapi bikin sendiri dari kertas, tidak seperti sekarang yang dari plastik. Jadi bikin sendiri tiap sekolahan selalu bawa bendera sendiri-sendiri” lanjutnya sambil pandangan matanya menerawang ke masa lalu.
“waktu pak Karno lewat, murid –murid melambaikan bendera merah putih yang di bawa. Soalnya kendaraannya berjalan pelan-pelan, tidak seperti sekarang, lewat tapi ngebut cuma kedengaran nguing nguing nguing dari jauh, dulu pak Karno lewat ya pelan-pelan kendaraannya” lanjutnya lagi. Iya dulu masih belum ada kendaraan jadi bisa pelan-pelan, sekarang kalau pelan-pelan bisa macet, pelan-pelannya mungkin ketika dah mau nyampai tempat yang di tuju  hehehe.
“yang paling inget waktu kejadian gestafu” kata pak Sali
“gestafu,gestafu apa pak?”tanyaku penasaran
“itu loh gerakan Komunis, PKI” jawab pak Sali
“oh, emang di sini ada PKI juga a pak?”tanyaku lagi
“ada,itu bapaknya (sensor,red) (ada sekitar 4 orang nama yang di sebut, sedangkan satu berhasil kabur) meninggal karena di sembelih”jawabnya.
“itu masih pimpinannya, anak buahnya masih banyak lagi. Jadi kalau pagi gitu dah biasa di jalan raya ada orang yang meninggal lehernya putus, orang PKI yang mati itu”katanya pak Sali
“terus ada lagi tapi saat itu aku di ceritain soalnya masih kerja. Ada pak XXXX (sensor,red) waktu di kalibiru (sungai di deket rumahku,red) waktu di kejar terus masuk sungai, nah waktu itu dia pegangan akar yang ada di pinggir sungai, kelihatan cuma wajahnya. Langsung di klewang lehernya, kelihatan matanya mendelik, tapi kurang tau lagi kan di ceritain waktu itu”lanjutnya lagi
“jalan yang mau ke kampung tengah di tutup, mau ke jati guwi di tutup, deketnya pak Bayan di tutup. Yang nutup itu PKI, mereka suka malak jadi tdak ada yang berani keluar. Tapi waktu itu cuma aku (sambil nyebutin dua temannya lagi) yang berani nyetir mobil buat ngambil pasir di Dampit, di Blitar. Soalnya aku anggota banser, punya baju baret. Kan ikut pendidikan anggota tentar angkatan Darat juga, di rumah ada sertifikatnya, masih tak simpan. Jadi pakai baju itu pasti aman” lanjut pak Sali sambil membayangkan jaman muda dulu
“di belakang SD mu itu juga jadi tempat penyembelihan juga”lanjutnya. Makanya dulu kok temen-temen ku mesti bilang hati-hati ada orang PKI mati dulu di sini, tak kira cuma bercanda saja waktu itu hahaha.
“pokoknya jangan sampai ada kejadian kayak gitu lagi, itu cuman orang-orang yang menentang orang agamis saja” kata pak Sali
Karena ceritanya berdarah-darah aku ngambil topik yang lain. “tahun itu sudah ada listrik belum pak?” tanyakau
“ya belum, masih pakai oncor kalau mau kemana-mana. Waktu itu aku masih membangun bendungan karangkates. Listrik masuk kira-kira tahun 1970” jawab pak Sali
“emang pak Sali dulu kerja apa?” tanyaku
“banyak, di rumah sampai ada 6 sertifikat dari perusahaan yang berbeda. Ada fotonya juga waktu aku masih muda, tidak seperti sekarang sudah kempot hahaha. Tapi buat apa, sekarang sertifikat sudah tidak penting”jawab pak Sali. Ya setelah merasakan asam garam waktu muda, di usia tuan sekarang sepertinya pak Sali sudah tidak mementingkan dunia lagi. Sekarang jadi muadzin di mushola, sesekali pergi ke sawah. Ternyata banyak pengalaman yang sudah di peroleh di jaman mudanya dulu. Tak kira pak Sali bukan sapa-sapa, ternyata orangnya luar biasa. Semoga minggu depan kejebak hujan di mushola lagi jadi biar cerita-cerita lagi hehehe. Oh iya pak Sali dulu murid e kakek ku. Pengen tau cerita kakekku dari sudut pandang murid e ah.
(keadaan sudah terang sekitar pukul 18.30, karena ceritanya seru jadi dilanjutin sambil nunggu Isya’)
Tak lama kemudian, sayup-sayup terdengar adzan dari masjid sebelah. Sepertinya di mushola ini patokan waktu adzan berdasarakan adzan masjid di desa Ngebruk.
“wes ndang adzan dulu aja, tak wudhu. Pelan-pelan saja sambil belajar” kata pak Sali
“iya pak” jawab kami serempak
Suara adzan pun berkumandang. Waktu shalat Isya’ sudah datang. Habis shalat, wiridan langsung pulang. Panda pasti tanya kok aku menghilang, semoga panda baik-baik saja.
Malang, 17 April 2012

Cap Jempol
Novan Rakhmad P
Ini adalah sebuah cerita seorangang pengalaman kakek. Menceritakan kepada cucunya. Tidak bermaksud apa-apa. Kalau yang baca masih punya kakek, minta di dongengin y, apapun itu pasti akan jadi cerita yang bagus. Dan jangan lupa untuk mencari pengalaman, sebagai cerita waktu kita sudah jadi kakek nenek nanti
Kesimpulan
-          Jaman dulu susah, sekarang susah pa tidak yang penting tetap bersyukur.
-          Semangat yang sedang menghadapi ujian, ujian hidup, ujian sekolah, ujian skripsi.
-          Kejarlah dunia seperti kamu akan hidup selama-lamanya, kejarlah akhirat mu seolah-olah kamu akan mati besok
-           desa ku penuh sejarah
-     








5 comments:

  1. penasaran sama sensoran pertama mas haha, presiden sapa yang menghianati? wah beneran penasaran.
    overall ceritanya bagus (y) jadi bikin bersyukur hidup di jaman edan ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

      KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


      KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


      Delete
  2. pastilah p[residen sesudah pak Karno hehehe..y tiap pemimpin pasti ada kekurangan n kelebihan masing2,apapun itu seperti kata dosen ku "itulah indonesia"hahaha
    hehehe bersyukur kita bisa menikmati layanaan wifi gratis wkwkwkw

    ReplyDelete
  3. wennaakkk.... aq tak njaluk dongeng misan ndek kakek q...

    #berangkat ke kuburan

    ReplyDelete
  4. wkwkwkw..ojo lali njaluk nomer togel hehe

    ReplyDelete