Suatu
senja di rumah, di tengah bulan April tahun 2012. Jam dinding menunjukkan pukul
17.20 WIB. Cuaca cukup panas, bahkan ku tiduran sampai bertelanjang dada. Di
ukung selatan rumah tanpa mendung bergelayut, di tunggu dari tadi siang tidak
bergerak ke arah rumah, tapi panas tanda-tanda mau turun hujan sudah muncul
dari tadi siang. Nanti malam mungkin awan gelap nyampai di rumah dan menurunkan
beban air yang di bawa seharian.
Tak
lama kemudian kumandang Adzan maghrib terdengar. Segera bangun dari tempat tidur,
ambil wudhu dan sholat berjamaah di mushola. Waktu jalan ke mushola tidak
nampak bintang-bintang yang muncul pertama kali, ada namun tertutupi oleh awan
gelap yang nampaknya sudah sampai. Nanti malam atau sebentar lagi pastilah
turun hujan
.
.
Setelah
selesai shalat, ketika berdzikir hujan turun dengan lebatnya. Memuntahkan semua
titik-titik air yang di pikul selama seharian. Sekejap keadaan menjadi
sejuk,dingin, mengusir hawa panas yang sejak tadi mengelilingi kita. Satu
persatu para jamaah pulang, maklum dekat dengan rumah, ada yang jemput juga
sedangkan rumah kita cukup jauh dengan rumah. Tinggal 4 orang yang berada di
mushola, aku, tetangga ku yang ada di depan rumah, tetangga ku yang di belakang
rumah dan pak Sali yang rumahnya berada di samping mushola.
Mengetahui
keadaan masih hujan, hal yang ditanyakan pertama kali ke kami yakni “Besok ada
yang Ujian Nasional?” wajahku mungkin terlalu imut untuk dikira masih SMA haha.
Jelas saja kujawab tidak, sedangkan tetangga depan rumahku masih kelas 3 SMP,
tetanggaku yang belakang rumah juga masih kelas 6 SD.
Mungkin
saja pak Sali bertanya begitu, jadi kalau besok ada yang ujian di pinjamin
payung supaya segera pulang biar bisa belajar, berhubung tidak ada pak Sali
mulai bercerita..
(semua
kata-kata sudah di translate dari bahasa jawa krama ke bahasa indonesia)
“tenang
saja, pasti lulus ujian..aku jaman dulu waktu tahun 1956, sudah yakin waktu
ujian lulus eh akhirnya lulus juga, pertanyaan yang paling inget waktu ada
pertanyaan siapa petualang pertama kali, langsung ku jawab marcopolo” kata pak
Sali dengan santai sambil tiduran.
Ha,
tahun 1956, itu ujian SD pa Ujian SMA pikir ku. Misalkan ujian SD berarti
kira-kira pak Sali kelahiran tahun 1944, tapi kalau ujian SMA berarti kelahiran
tahun 1938.
Karena
penasaran langsung ku tanya “tahun 1956 ujian apa pak?”
“ujian
SMA” jawab pak Sali
“lho
emang pak Sali kelahiran tahun berapa?”tanyaku lagi
“tahun
1938” jawabnya
Ternyata
pak Sali sudah berumur 74 tahun, sudah pernah hidup di jaman penjajahan
Belanda, jaman penjajahan Jepang, Presiden pak Karno, pak Harto, pak Habibie,
Gus Dur, bu Mega, dan pak SBY. Mungkin karena hujan pak Sali melanjutkan
ceritanya.
“jaman
sekarang enak, kalau ujian ya di sekolah itu saja g pindah-pindah, kalau dulu
pindah-pindah waktu ujian tempat e. Kadang-kadang di Jatiguwi, slorok,
mentaraman (nama-nama desa di deket rumah,red).” Iya juga, sekarang guru
pengawasnya yang pindah-pindah, murid e tetep yang di sekolah itu saja, mungkin
di jaman dulu kekurangan tenaga pengajar akhir e murid e yang harus
pindah-pindah.
Pak
Sali melanjutkan ceritanya “dulu waktu SD namanya masih sekolah rakyat, gedung
sekolah e pindah sampai 7 (tujuh) kali, bukan karena apa-apa tapi karena di
bakar tentara Belanda (sambil menceritakan di mana saja tempat sekolah e yang
dibakar terus pindah lagi terus di bakar terus pindah sampai 7 kali).” Memang
betul, penjajahan Belanda emang hanya ingin mengambil kekayaan alam bangsa
indonesia, juga melakukan pembodohan kepada rakyat biar pikirannya tidak
berkembang, tidak maju, sehingga mau di jajah terus. Sepertinya penjajah
Belanda sadar kalau pemberontakan secara fisik pasti bisa di tanggulangi, tapi
pemberontakan secara pikiran, lama kelamaan pasti berhasil.
(selama
pak Sali bercerita, aku cuma jadi pendengar, unek-unek yang ku simpan waktu pak
Sali bercerita ku tulis di sini, di kalimat setelah pak Sali bercerita)
Lanjutnya
“ sekolah jaman sekarang enak, beda dengan jaman dulu. Dulu jarang bahkan tidak
pernah sarapan sebelum berangkat. Kalau sekarang, tinggal nangis nanti sudah pasti
ada nasi di depan mata. Kalau dulu habis mandi y udah berangkat sekolah, g ada
yang namanya sarapan. Makan kalau tidak uwi ya singkong, sekarang ada g anak
yang doyan uwi,singkong?”
“saya
masih mau singkong, tapi kalau cuma buat camilan” jawabku sambil ketawa
“kalau
pun ada pasti nasi jagung, yang tiap orang dah di jatah. Kalau sekarang mau
nambah sebanyak apa pun terserah. Jaman sekarang enak, merdeka pokoknya” kata
pak Sali yang mulai bangun menata duduknya. Sebenarnya mau tanya, bukannya
sekarang tambah susah y, BBM naik saja dah demo kayak segitunya, pak Sali gak
ikut demo juga kah (pertanyaan yang ingin tak sampaikan sebenarnya hehe). Dulu
mungkin barang-barang murah tapi g ada, sekarang meskipun mahal tapi sudah
banyak tersedia. Terus mungkin karena banyak yang ingin semuanya yang ada di
beli sehingga beranggapan semuanya mahal.
Oh
iya karena lahir sejak jaman penjajahan belanda, pasti setidaknya inget
kejadian waktu penjajahan dulu. “oh iya sejak dulu jalan raya itu sudah di
aspal pa belum y?”tanyaku
“sudah,sudah
diaspal tapi belum banyak kayak sekarang”jawab pak Sali. “terus waktu dulu di
depan jalan raya di pasang bom,sama di dekatnya kampung contong juga ada. Kalau
ada tank belanda, langsung di ledakkan sampai tank e hancur”jawab pak Sali
sambil tersenyum bangga
“terus
jembatan di kampung deketnya warung rujak,dulu di bongkar biar g ada yang bisa
lewat, tapi namanya tank belanda bisa lewat sungai terus jalan di pekarangannya
pak Saimin”kata pak Sali. Sepertinya kampung ku dulu benar-benar jadi arena
pertempuran setidaknya menjadi jalur yang strategis hehehe.
“dulu
kalau punya sepeda pancal,bahkan sepeda ontel sudah termasuk orang kaya,
sekarang dikit-dikit beli motor. Di kampung cuma ada empat orang yang punya
sepeda pancal”lanjutnya lagi.
“oh
iya, sejak dulu rel kereta api di depan kampung sudah ada apa belum y?”tanyaku
“loh
sudah ada, sejak dulu sudah ada, bahkan waktu sekolah di Malang biasa abonemen
kereta api. Jam 6 pagi gitu sudah ada kereta yang ke Malang. Tapi masih bahan
bakarnya dari kayu, kayu jati. Jadi di belakang lokomotif selalu ada tumpukan
kayu sebagai bahan bakar, yang di masukkan kayak tungku. Sering apinya
menyambar sampai keluar”katanya lagi.
“yang
kasihan itu ayahnya cak kur (rumah e selatan mushola,red) dia selalu ngirim makanan
ke garis depan pertahanan di sambigede (selatan desa ku,red).”kata pak Sali.
Oh
itu waktu jaman Belanda ya, kalau jaman jepang gimana y. langsung ku bertanya”
kalau jaman jepang gimana?”
“sama
aj,mereka cuma menarik hati orang jawa saja. Kalau punya bahan pangan di
sembunyikan, tidak berani di bawa langsung, kalau ketahuan pasti di ambil. Tapi
yang ngasih tau ya tetangga sendiri”jawabnya.
“Presiden
yang paling top cuma pak Karno. Kalau pidato tidak pakai teks, tak akui orang e
pinter. Tapi dikhianati oleh pak XXXXXX gara-gara XXXXXXXXXXXXXX (sensor,red).
Yang punya radio juga bisa dianggap kaya pada jaman itu. Satu-satunya yang
punya radio cuma mbah ragil (ada hubungan darah dari kakekq juga,red). Jadi
tiap 17 Agustus ngmpul di di rumahnya mbah ragil buat dengerin pidato e pak Karno”
pak Sali meneruskan cerita.
“kalau
dulu pak Karno lewat, baik mau ke Malang maupun mau ke Surabaya, semua murid
sekolahan berdiri di samping jalan raya. Sambil bawa bendera merah putih, tapi
bikin sendiri dari kertas, tidak seperti sekarang yang dari plastik. Jadi bikin
sendiri tiap sekolahan selalu bawa bendera sendiri-sendiri” lanjutnya sambil
pandangan matanya menerawang ke masa lalu.
“waktu
pak Karno lewat, murid –murid melambaikan bendera merah putih yang di bawa. Soalnya
kendaraannya berjalan pelan-pelan, tidak seperti sekarang, lewat tapi ngebut
cuma kedengaran nguing nguing nguing dari jauh, dulu pak Karno lewat ya
pelan-pelan kendaraannya” lanjutnya lagi. Iya dulu masih belum ada kendaraan
jadi bisa pelan-pelan, sekarang kalau pelan-pelan bisa macet, pelan-pelannya
mungkin ketika dah mau nyampai tempat yang di tuju hehehe.
“yang
paling inget waktu kejadian gestafu” kata pak Sali
“gestafu,gestafu
apa pak?”tanyaku penasaran
“itu
loh gerakan Komunis, PKI” jawab pak Sali
“oh,
emang di sini ada PKI juga a pak?”tanyaku lagi
“ada,itu
bapaknya (sensor,red) (ada sekitar 4 orang nama yang di sebut, sedangkan satu
berhasil kabur) meninggal karena di sembelih”jawabnya.
“itu
masih pimpinannya, anak buahnya masih banyak lagi. Jadi kalau pagi gitu dah
biasa di jalan raya ada orang yang meninggal lehernya putus, orang PKI yang
mati itu”katanya pak Sali
“terus
ada lagi tapi saat itu aku di ceritain soalnya masih kerja. Ada pak XXXX
(sensor,red) waktu di kalibiru (sungai di deket rumahku,red) waktu di kejar
terus masuk sungai, nah waktu itu dia pegangan akar yang ada di pinggir sungai,
kelihatan cuma wajahnya. Langsung di klewang lehernya, kelihatan matanya
mendelik, tapi kurang tau lagi kan di ceritain waktu itu”lanjutnya lagi
“jalan
yang mau ke kampung tengah di tutup, mau ke jati guwi di tutup, deketnya pak
Bayan di tutup. Yang nutup itu PKI, mereka suka malak jadi tdak ada yang berani
keluar. Tapi waktu itu cuma aku (sambil nyebutin dua temannya lagi) yang berani
nyetir mobil buat ngambil pasir di Dampit, di Blitar. Soalnya aku anggota
banser, punya baju baret. Kan ikut pendidikan anggota tentar angkatan Darat
juga, di rumah ada sertifikatnya, masih tak simpan. Jadi pakai baju itu pasti
aman” lanjut pak Sali sambil membayangkan jaman muda dulu
“di
belakang SD mu itu juga jadi tempat penyembelihan juga”lanjutnya. Makanya dulu
kok temen-temen ku mesti bilang hati-hati ada orang PKI mati dulu di sini, tak
kira cuma bercanda saja waktu itu hahaha.
“pokoknya
jangan sampai ada kejadian kayak gitu lagi, itu cuman orang-orang yang
menentang orang agamis saja” kata pak Sali
Karena
ceritanya berdarah-darah aku ngambil topik yang lain. “tahun itu sudah ada
listrik belum pak?” tanyakau
“ya
belum, masih pakai oncor kalau mau kemana-mana. Waktu itu aku masih membangun
bendungan karangkates. Listrik masuk kira-kira tahun 1970” jawab pak Sali
“emang
pak Sali dulu kerja apa?” tanyaku
“banyak,
di rumah sampai ada 6 sertifikat dari perusahaan yang berbeda. Ada fotonya juga
waktu aku masih muda, tidak seperti sekarang sudah kempot hahaha. Tapi buat
apa, sekarang sertifikat sudah tidak penting”jawab pak Sali. Ya setelah
merasakan asam garam waktu muda, di usia tuan sekarang sepertinya pak Sali
sudah tidak mementingkan dunia lagi. Sekarang jadi muadzin di mushola, sesekali
pergi ke sawah. Ternyata banyak pengalaman yang sudah di peroleh di jaman
mudanya dulu. Tak kira pak Sali bukan sapa-sapa, ternyata orangnya luar biasa.
Semoga minggu depan kejebak hujan di mushola lagi jadi biar cerita-cerita lagi
hehehe. Oh iya pak Sali dulu murid e kakek ku. Pengen tau cerita kakekku dari
sudut pandang murid e ah.
(keadaan
sudah terang sekitar pukul 18.30, karena ceritanya seru jadi dilanjutin sambil
nunggu Isya’)
Tak
lama kemudian, sayup-sayup terdengar adzan dari masjid sebelah. Sepertinya di
mushola ini patokan waktu adzan berdasarakan adzan masjid di desa Ngebruk.
“wes
ndang adzan dulu aja, tak wudhu. Pelan-pelan saja sambil belajar” kata pak Sali
“iya
pak” jawab kami serempak
Suara
adzan pun berkumandang. Waktu shalat Isya’ sudah datang. Habis shalat, wiridan
langsung pulang. Panda pasti tanya kok aku menghilang, semoga panda baik-baik
saja.
Malang, 17 April 2012
Cap Jempol
Novan Rakhmad P
Ini
adalah sebuah cerita seorangang pengalaman kakek. Menceritakan kepada cucunya.
Tidak bermaksud apa-apa. Kalau yang baca masih punya kakek, minta di dongengin
y, apapun itu pasti akan jadi cerita yang bagus. Dan jangan lupa untuk mencari
pengalaman, sebagai cerita waktu kita sudah jadi kakek nenek nanti
Kesimpulan
-
Jaman dulu susah, sekarang susah pa
tidak yang penting tetap bersyukur.
-
Semangat yang sedang menghadapi ujian,
ujian hidup, ujian sekolah, ujian skripsi.
-
Kejarlah dunia seperti kamu akan hidup
selama-lamanya, kejarlah akhirat mu seolah-olah kamu akan mati besok
-
desa ku penuh sejarah
-
penasaran sama sensoran pertama mas haha, presiden sapa yang menghianati? wah beneran penasaran.
ReplyDeleteoverall ceritanya bagus (y) jadi bikin bersyukur hidup di jaman edan ini :)
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
DeleteKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
pastilah p[residen sesudah pak Karno hehehe..y tiap pemimpin pasti ada kekurangan n kelebihan masing2,apapun itu seperti kata dosen ku "itulah indonesia"hahaha
ReplyDeletehehehe bersyukur kita bisa menikmati layanaan wifi gratis wkwkwkw
wennaakkk.... aq tak njaluk dongeng misan ndek kakek q...
ReplyDelete#berangkat ke kuburan
wkwkwkw..ojo lali njaluk nomer togel hehe
ReplyDelete