Entri Populer

Saturday, 16 January 2016

Awas Calo (II)

   Subuh istirahat lagi di rumah makan, tapi kita gak turun. Mungkin sudah di daerah jawa tengah, di daerah hutan-hutan. Di sekitar sini, baru ada orang yang turun. Tapi 12 orang calo masih belum ada yang turun. Di depan ku, 2 orang turun madiun, disebelah ku 4 orang turun mojokerto, depannya turun cepu satu orang, ibi-ibu, surabaya 1 orang, dia mau ke bali, 2 orang turun malang. 
   Perjalanan pun lanjut lagi, enath kita diturunin dimana, tapi sepertinya diturunin di solo terus di oper lagi, ya semoga gak bayar lagi. Buka mata, sudah mulai di daerah yang berpenduduk, perut lapar gak ada makanan, cuma ada kue rasa soto, rasa kare, rasa nasi goreng hahaha. Ada asongan naik beli tahu. Bis nya mulai masuk terminal, tapi cuma lewat saja, lupa terminal apa saja. Yang inget sampai di terminal Mangkang, soalnya ada bule yang turun di sini.
   Setelah itu ada pengecekan karcis, yang turun jawa timur di beri tanda di karcisnya, sesuai dengan tujuannya. Bapaknya yang ngecek karcis bilang, nanti yang ada tandanya, turun terus oper bis, gak usah bayar lagi, dia yang bayarin bis nya. Alhamdulillah, ada kepastian, gak perlu bingung lagi. Lalu di halte bis, penumpang yang tujuannya Jawa Timur turun, sama bapaknya. Bapaknya sudah tua, mungkin sekitar 60 tahunan. 
Nunggu bis di solo

Awas Calo (I)

   Teringat ketika aku masih SD, waktu itu mau ke rumah Pak de di cirebon. Kalau rombongan paling enak dan paling murah ya dengan naik kereta api. Saat iku aku gak tau gimana caranya, pokoknya sudah ada tiket terus tinggal berangkat dari strasiun ngebruk. Yang berangkat Ibu, sama 3 saudaranya ibu, sama aku. Pertama kalinya naik kereta api, seinget ku sudah ada di kereta, sudah penuh,duduk-duduk di tengah jalan.
   Pedagang asongan, penjual minuman juga hilir mudik, apa lagi di setiap stasiun berhenti, maka rombongan penjual akan berdatangan. Yang menghebohkan saat malam menjelang, yang bisa duduk di kursi bisa tidur sambil duduk, yang gak dapat tempat duduk, tidur di bawah kursi apa di tengah jalan, gak menghiraukan orang yang lewat.
   Dan di tahun 2010, saat ada Kejurnas Merpati Putih di TMII Jakarta, kita berangkatnya nail kereta juga. Dan ceritanya masih tetap sama. Yang berangkat dari Malang, masih bisa dapat tempat duduk, mulai dari Blitar dan seterusnya mulai berdesak-desakan. Baru di sekitar tahun 2012 berlaku sistem boarding di PT KAI yakni nama penumpang dan identitasnya harus sesuai dengan tiket, dan yang boleh masuk stasiun hanya penumpang yang mempunyai tiket dan berangkat pada hari itu (ini beritanya). Juga KA Ekonomi juga sudah ada AC nya juga, stasiun gak semrawut lagi dan di dalam kereta. Juga bisa mesan tiket 3 bulan sebelum keberangkatan.